Gelisah Bumi

 
"Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan pada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Qs 11:107)
Di setiap sudut hati dan bumi sedang gelisah. Dan gelisah itu tidak hanya pada saat berdiri, tapi tetap ada pada duduk, baring dan tidur kami. Manusia memiliki mulut untuk mengatakan apa yang dirasakan diri, hati dan apa yang ada disekitarnya Bumi pun ingin mengatakan hal yang sama jika tak ingin melakukan ini semua pada kita, manusia.

Tapi, Bukankah mereka pun adalah milik Allah. Manusia, bumi, air, gunung, lembah, langit dan segala sesuatu yang ada dibumi ini. Begitu tunduknya sang gunung, lautan, pohonan dan rimbunan dedaunan, bahwa mereka juga milik Allah. Hingga kali ini mereka menundukkan diri dengan mengikuti apa yang telah diperintahkan pencipta.

Mana yang lebih besar dari kehendakNya. Mana yang lebih berhak untuk menyelesaikan usia sang bumi, gagahnya gunung, damainya lautan, dan hijaunya dedaunan. Semua bertumpu padaNya dan sedang kembali padaNya.

Gelisah bumi, bisa menjadi penyampaian cinta untuk kembali mengingatkan bahwa AKU ada. Gelisah bumi akan menjadi pemaknaan pada penghargaan tertinggi dibanyak kesyukuran bahwa cinta Allah tak tergantikan. Akan banyak kesuburan dari gelisah bumi yang tertinggal, tanah menjadi subur, lebih hijau dari yang lalu, walau sekarang berkabut debu. Akan memiliki pulau dengan keindahan yang menjadi pesona bumi yang memukau.

Pada kebesaranNya dan gelisahnya bumi serta merasa pemiliknya, ternyata kita tidak memiliki bumi ini, hanya perasaan kita saja memilikinya, bahkan mungkin bumi juga lebih tidak merasa dimiliki oleh kita, manusia. Hanya Allah yang Maha Memiliki semuanya, karena bumi lebih tunduk padaNya, lebih menurut padaNya, lebih tawakkal padaNya.

Akan menjadi lebih dekat denganNya ketika Dia memperlihatkan pada kita dengan lebih dekat apa yang diinginkanNya. Pada keberadaanNya bahwa Dia Maha Kuasa akan segala sesuatu.

Gusar. kita pantas gusar, tapi justri Dia lah yang memang lebih gusar tentang ciptaanNya. Karena lebih sering mencatatkan kepongahan saat mengolah bumi ciptaanNya. Lebih sering melampaui batas melebihi renungan catatan keserakahan sejarah yang pernah ada.

Wajarlah, bumi, langit, laut dan semua yang telah diciptakanNya menjadi gusar.

Postingan Populer