Pemukiman Bermusim (2)

ISI LANGKAH HARA

"Hara, what u feel right now? I'm sure, its so difficult and very different, not like ..."

"Its ok, Brina. I'm well."

"But ur face not said like that, Hara."

...

Brina, may be u right. But now I feel guilty when yesterday Ka huno ...

Yesterday, Ka huno memintaku untuk tidak menghubunginya lagi. Basanya Ka Huno selalu menghubungiku, bahkan lebih dari jadwal Papa, Mama, Ka Rifo dan Mba Zifa. Terus kenapa jadi aku yang bingung ketika Ka Huno mengatakan seperti itu. Bukannya kemarin, aku yang bilang, aku tidak mau dihubungi selama aku mencari pemukiman bermusim. Alasanku memang tak masuk akal, karena aku hanya ingin berkonsentrasi. Sedangkan aku sangat bisa melakukannya, apalagi aktivitasku tidak terlalu penuh saat ini.

...

Hari itu, jam ku benar-benar penuh. Sejak semalam Ka Huno benar-benar memenuhi permintaanku untuk tidak menghubungiku. Syukurlah ... Papa dan Mama juga tidak menanyakan dan menceritakan banyak hal tentang Ka Huno. Hanya saja, aku jadi roweh sendiri dengan email ditengah penatnya hariku kali ini.

Dear Hara.

Huno yakin Hara baik-baik saja. Hara, sekarang jamku juga semakin penuh, tak bisa bermain begitu banyak denganmu. Isi Hp ku penuh dengan deadline temu bimbingan, sedang emailku, terlalu penuh dengan jadwal bimbingan para mahasiswa tingkat akhir.
Hara, apa sudah kamu temui pemukiman bermusimnya?

Hara, tidak mesti diterjemahkan sesulit itu tentang catatan pemukiman bermusimnya, jika Hara pikir itu melelahkan dan lebih tidak masuk akal.

Sudah ya Hara. Sampai ketemu nanti. Tersenyumlah untuk jiwamu di catatan pemukiman bermusimnya.

Huno

Postingan Populer