Anakku, Tertawalah ...
”Bu
guru, katanya tertawa itu ga boleh
berlebihankan...........................’
Ga ada yang saya
rindukan kecuali mendengar celotehan ’anak-anak cerdas’ yang ’pure’
mengalir dari lidah-lidah lincah mereka......kalimat diatas adalah
kalimat yang dikeluarkan oleh salah seorang murid saya, Baihaqi
namanya.....anak sholih yang cerdas dan senantiasa bertanya apa yang
aneh dan apa yang membuatnya menarik dan penasaran.... (saya jatuh hati padanya karena
kecerdasannya menganalisa sesuatu dan he always
have a ’reason’ and ’answer’ everything he do.....)
Hari itu, kami sedang membuat ’kolase’, menempelkan
potongan-potongan kertas untuk membuat/menyempurnakan gambar topi
anak-anak laki-laki......mereka saya bagi dalam kelompok-kelompok kecil,
ada yang singa kecil, ayam pintar, harimau gagah dan bebek lucu……
Kesabaran untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah yang
penting, karena jarang anak-anak seusia TK mampu menyempurnakan sampai
dengan selesai……tiba-tiba, dheni, salah seorang dari kelompok singa
kecil tertawa terbahak-bahak sampai berkali-kali bahkan yang uniknya ia
tertawa dengan jeda yang dia atur sedemikian rupa hingga terdengar lucu
ditelinga kami semua……..hal biasa buat saya untuk ‘bernyanyi’ ataupun
‘muroja’ah’ hafalan mereka, saat mereka mengerjakan sesuatu…….entah
karena ‘lagu’ yang saya nyanyikan ‘mengenea’ ditelinga mereka, maka
mampu membuat dheni untuk tertawa dengan ‘model baru’ seperti itu…………
Hampir setengah jam dheni seperti itu…..sambil ‘merayu’
saya untuk memperbolehkan mengumpulkan pekerjaannya yang belum
selesai…tapi tetap saya tolak dan ‘merayu balik’ tepatnya, akhirnya
dheni ‘mau tidak mau’ kalah dengan saya yang menawarkan ‘komitmen’ yang
tak kalah menariknya dengan ‘rayuan pulau kelapanya’……..
Disela-sela tawanya…..Baihaqi yang serius menyelesaikan
‘job’ nya, tiba-tiba menyeletuk, ‘bu guru, katanya tertawa berlebihan
itu tidak bolah’……………..saya spontan terdiam………….dan berpikir, tepatnya
mengingat dengan cepat, itu adalah salah satu isi hadits yang ‘tidak
[ernah’ saya ajarkan…….lumayan lama saya menjawabnya….tapi
akhirnya…’yup, bener banget qi, tau tuh, kenapa juga dheni tertawa terus
seperti itu……? Saya menanyakan hal itu dengan sigap kepada dheni, tapi
dheni ya tetap dheni…..melihat saya dan tertawa lagi dengan
‘kekhasannya’……
Saya melirik partner saya sebagai permintaan setuju
untuk menanyakan Baihaqi tau darimana hal itu……akhirnya, saya tanyakan
dengan sempurna, khawatir akan menyalahi apa yang sedang ia
pikirkan……he….he….gurunya ‘sok’ serius neh…..
Baihaqi……tau dari mana kalau tertawa tidak boleh
berlebihan? Tanyaku denga serius dan berharap jawaban yang ada dikepala
saya sama dengan jawabannya…..yaitu…..HADITS yang diberitahu umi…….
Nyatanya……………….saudara-saudara….dengan
wajah ‘innocent’, what he say……..IKLAN bu guru……
Gimana saya dan partner ga tertawa lebih
cekikikanlagi mendengar jawaban ‘simple’ dan ‘serius’………
Malahan dengan entengnya dilanjutkan
oleh dheni…’bu gulu….(karena ‘r’ nya belum jelas), kata ibuku, tertawa
itu ga boleh buka mulut besar-besar nanti lalat bisa masuk……………….
Gimana ga tambah……………..berha..ha…ha…saya berdua, Karena
pemahaman dheni bahwa ‘tertawa berlebihan’ adalah ‘open my mouth’…….buka
mulut yang besar alias cekakakan……..
Anak-anakku yang cerdas, mereka mendefenisikan dengan
‘baik’ apa itu ‘dunia’ mereka…..
Sepanjang hari ‘cerita’ mereka menjadi
‘apologi’ kehidupan yang tak kan pernah ‘stop’…….itulah kenapa Allah
berikan kita untuk dapat m=’berkembangbiak’ adar kita lahirkan ‘penerus
nasab’ umat…dan mencairkan dunia menjadi semakin ‘berdinamika’
Thank’s banget untuk anak-anakku, karena hari itu bu
guru sedang ’gelisah’ untuk sutu hal’.....terima kasih atas sumbangan
’keluguan’ kalian dan mampu menjadikan ’inspirasi’ dalam ’derai’ tetesan
airmata yang semalam sempat mampir dimata dan hati ini....
‘Be a Sholih and sholihah….my kids……”