Menghidupi Sebersit Rindu


 
Sering dirindukan?

Apa yang akan dilakukan, ketika tidak satupun yang bisa dipercaya muncul dihadapanmu.

Apa yang akan kau lakukan ketika rindu itu lebih mendera ketika terpancar dipandangan dua bola matamu.

Manghukum diri sendiri atau memberikan kesempatan pada ruang hati untuk melihat lebih banyak sudut diluar sana.

Perjalanan langkah kakimu sampai ditujuan hanyalah untuk menghidupi sebersit rindumu untukNya. Yang kau yakini akan bertemu denganNya ketika kau bertemu dengan mereka.

Perjalananmu meretas sunyi dan mengekspresikan galeri lukisan rindumu dalam perlengkapan senjata cinta yang serba pamungkas.

Disuatu ketika kau menemukan catatan bertuliskan, "Aku sudah mencintaimu sejak kau belum ada, maka ada rencana hingga kau ada."

Dan sang sosok bergumam, "Saat ini, aku tidak sanggup menghitung cintaMu padaku. tulisan apalagi yang bisa kucairkan bersama tinta dan cerita apalagi yang harus kucernakan pada keturunanku."

Perempuan muda menggapai pundakmu yang sesegukan rapuh bernada dan berkata, "karena itulah aku ada disini mendampingimu bersama lelaki yang senantiasa tegar melindungi kita berdua."

Itukah caramu menghidupi sebersit rindumu, bertemu pada tulisan-tulisan indah dan ungkapan menakjubkan untuk menjahit kembali rindumu.

....

"Aku menunggu dari kemarin smsmu, Cin." Ucap perempuan muda berjilbab jingga.

"Sepertinya tiap hari kau tanyakan keadaanku. Padahal hariku sama saja dengan kemarin, palingpun berubah adalah kondisi hatiku."

"Bagaimana aku memungkiri hati ini jika ingin tiap detik aku ingin melihat senyummu, Cin."

"Lelucon kesiangan yang membuatmu semakin aneh dipandanganku."

"Bagaimana bisa kau katakan aneh, jika senyum itu adalah sodaqoh yang tak berdana. Belum lagi kau jabat tangan ini dan kau ikat aku dengan do'a-do'amumu, Cin."

"Itukah kau menyebutku sebagai Cinta dan Rindumu?, Bukankah kau akan bertemu dengan Yang paling mencintaimu, bahkan tak sebanding dengan cinta ini."

"Lelucon apa yang sedang kau buat, Cin? ketika ada 2 tetesan yang berharga untuk mencoretkan tali ini, aku menangis karena mencintaimu karenaNya dan aku berada dijalan ini karena kesempatan berada disampingmu."

"Bila kau katakan demikian, maka aku mengakuinya cintamu kepadaku."

...

Menghidupi sebersit rindu dengan mengisi ruang hati pada pengakuan-pengakuan yang tak repot karena usia, tak repot karena alasan 'aneh' atau lelucon garing. Karena terkadang menghidupi sebersit rindu tidak perlu memakai alasan seperti kali ini ...

Tiap hari bertemu dengannya, tapi rindu ini tak pernah tergantikan  pada  sosok perkasa nan lembut yang mulia bahkan dimuliakan Allah.

Bersinar kau bagai cahaya
Yang selalu beriku penerangan

Selembut kasih sutramu kan
Selalu rasa dalam suka dan duka

Kaulah Ibuku
Cinta kasihku
Trimakasihku
Takkan pernah terhenti

Kau bagai matahari
Yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu

Bagaikan embun kesejukan
Hati ini dengan kasih sayangmu

.............. (potongan syair IBU / Hadad Alwi Feat Farhan)

http://yienda80.multiply.com/journal/item/604

Postingan Populer