Kembang Api ...


Lebih banyak kurang suka dengan suara-suara letusan. Ntahlah nanti, bunyi letusan apa yang akan disukai?

Karena kurang suka, jadi moment tertentu disaat banyak orang suka memainkan kembang api, mercon dan sejenisnya. Keputusan pertama adalah menjauh dan cukup melihat cantiknya cahaya dan warna yang dihasilkan permainan yang masih saya anggap 'cukup berbahaya'.

B
ermula dari keponakan lelaki saya yang pertama dapat hadiah dari nenek dengan rupa-rupa kembang api. Saya dan Ummi_nya sudah sangat jelas 'geredupan'. Khawatir kalau-kalau kami yang akan diminta untuk menyalakan dan 'meledaklah' mainan-mainan itu.

Episode satu, dua dan seterusnya ketika silaturahim ke rumah paman, bibi, sepupu dan keluarga besar merupakan waktu ter_aman. Karena masih ada adik dan sepupu2 yang mau sukarela menyalakan kembang apinya. Dalam perjalanan, saya sudah bilang ke kakak (panggilan untuk keponakan pertama_laki-laki), kalau main kembang api, harus ditemani dengan orang-orang yang lebih besar. Keponakan setuju dan memang s.d sekarang dia tidak akan bermain sendiri, atau minta izin terlebih dahulu.

Dan, yang belum tentu berakhir episodenya. Kami sudah kembali dari silaturahim keliling kami dikeluarga. Dirumah atas, ya sudah jelas, tinggallah kami berlima. Kakak masih tetap bersemangat dengan kembang apinya. Walhasil, ba'da maghrib dua hari yang lalu, saya menolak untuk main kembang api (oh My God, beneren dah, ketika kuliah kemarin aja, teman tempat nginap beli kembang api untuk 2 keponakannya dengan jenis yang keren-keren saja saya tolak ikut main, cuma duduk manis dirumah dan lihat cantiknya cahaya hanya dari jendela) ... Ujug-ujug Ummi_nya (hihihi...). Penyampaian pamungkas kakak adalah "kan katanya, kalo mau main kembang api harus ditemani orang besar (abi, ummi, .... dsb) ... Waauw, kena daagh. Yang ada cuma kite berdua, adik shift siang, pulang malam.

Cukup riweh euy .... Nyala juga tuh kembang api. Kembang api gasing, kembang api dengan warna dan asap mirip gas air mata dan kembang api biasa (model jadul). Tapi, dengan batasan jumlah karena sudah tak sangggup dengan gugup dan takutnya. PJ terakhir sang pelaksana sudah pasti_lah Umminya.

Saya ... maaf ya Mi. Senyum saja, masih juga takut dengan apinya, meskipun cantik

http://yienda80.multiply.com/journal/item/617/Kembang-Api-
*kangen juga trus jatuh cinta dengan negeri ini, jadi apa aku akan berjuang untuk mendapatkannya* ...



Postingan Populer