Melompatlah Lebih Tinggi

Banyak yang berbeda ketika menikmati perjalanan tarbiyah. Tidak pula yang dipungkiri bahwa banyak pula yang berubah. Fasilitas semakin lengkap untuk digunakan seoptimal mungkin, bahkan sepertinya kalimat, 'apa sih yang tidak bisa saat ini', adalah kalimat yang sering dibenarkan.

Hanya saja, evaluasi semakin detail ketika mengingat runtutan perjalanannya. Karena lengkap ataupun tidak fasilitas yang dimiliki, da'wah tetap memerlukan energi dan pemikiran yang  sangat besar. Sekarang, yang dihadapi adalah berbanding lurus pada kebutuhan saat ini, fasilitas semakin lengkap, maka energi dan pemikiran untuk da'wah itu sendiri jauh lebih besar. Berbesar hati pada segala sesuatu yang terjadi didalamnya. Berbesar hati pada semangat-semangat untuk menyampaikan pemahaman tentang kebaikan dan perbaikan pada pendangkalan pemahaman.

Sarana sudah semakin banyak, tidak seharusnya membuat mobilitas da'wah menjadi terhambat. Justru fasilitas yang semakin lengkap, maka melompatlah lebih tinggi, setinggi dan sejauh cita-cita diawal tarbiyah.

Berdamai pada fasilitas yang kurang sekalipun, sebaiknya tidak membuat kita menjadi pemimpi-pemimpi kemenangan yang patah. Bergumul pada fasilitas yang lengkap pun, tidak menjadikan kita menjadi susah dan berkeberatan untuk memudahkan kerelaan hati dan  langkah-langkah kaki serta pemikiran untuk sering berbagi. Karena pada keduanya, sering bermunculan egoisme dimasing-masing posisi. Jika kurang fasilitas, kemudian berpikir dan mengatakan, 'harap dimaklumi'. dan pada posisi lengkapnya fasilitas, kita menjadi pemimpi-pemimpi kemenangan yang tak sengaja mendidik diri menjadi manja. Bila kurang sedikit, tidak ada satu, kita menjadi orang-orang yang 'kelabakan tiba-tiba', seperti baru bangun dari tidur dan bermimpi indah, hingga terkaget-kaget dan terlihat shock.

Terkadang kita tiba-tiba menjadi orang yang selalu mau dimaklumi.

Bukannya dulu kita bermodalkan spidol dan buku kecil untuk mengisi amal pekanan. Bahkan terkadang menuliskannya didibalik kalender, hingga dalam kondisi apapun bisa melakukan aktivitas tarbiyah. Dan sekarang, sering menjadi terlihat keki dan kaku ketika menggunakannya kembali. Padahal, mimpi-mimpi kemenangan itu berawal dari hal itu semua.

Itu memang semua adalah catatan dulu dan bagian dari kenangan. Tapi, kita tidak bisa menjadi sekarang jika tidak ada 'dulu'.

Memang terlalu rimbun tarbiyah dan da'wah itu. Rimbun amanah, rimbun fitnah, rimbun fasilitas dan rimbun keberkahan. Tapi rimbunnya, seharusnya tidak membuat kita lupa dan lalai mendeteksi tentang hakikat diri agar tetap menjadikan diri sebagai penyelesai, pencetus, pemimpi dan pemilik cita-cita hakiki.

Melihat segala sesuatu diantara rimbunnya fitnah karena amanah, tidak membuat kita menjadi bersembunyi dan ragu-ragu berdiri pada kebenaran. Berdiri diantara rimbunnya fasilitas, tidak membuat kita menjadi lahan dan rumput manja yang menjadi penikmat teduhnya, tapi takut berhadapan dengan matahari. Padahal, justru dimasing-masing rimbunnya, telah ada kemudahan dan keberkahan sesuai dengan kita menyikapinya.

...

Pada semuanya, semua tetap layak untuk melompat lebih tinggi dan jauh, dan tetaplah menjadi pemimpi-pemimpi kemenangan yang benar dan baik.


http://yienda80.multiply.com/journal/item/611

Postingan Populer