Suatu saat ...




Suatu saat ..
Ya, aku cuma mau bilang suatu saat ...


Suatu saat, kita cuma pengen berada diatas tempat tidur, rebahan dan asik sendiri. Entah itu baca buku, buka laptop dengan ketidakjelasan apa yang akan dan ingin dikerjakan atau mengecek halaman depan, tengah dan belakang buku atau sekedar mengecek nama penulisnya, biodata dan rangkuman sang penulis.

Suatu saat, cuma pengen duduk dipinggir pantai atau lautan. Hanya dengan diam saja, tidak mengatakan apapun. Malah mengesalkan, jika ada yang berkata-kata. Jika ada suara manusia, langsung ingin bilang, "tolong, kamu bisa diam ga!?"
Saat itu, ingin menggantungkan kaki, dengan separuh kaki tercelup atau cukup telapak kaki saja.

Waktu itu, hanya mau dengar deburan ombak sambil perlahan mencermati gelisah ombak yang sepertinya berkata, "Ngapain kamu disini? sudah gitu cuma diam saja!. Kamu tidak perlu aku, cuma ombak. Yang kamu perlu itu, kamu, dirimu sendiri!".

Aku pilih tersenyum tipis dan koreksi diri sendiri. Aku butuh ombak untuk mendefinisikan kerikil kecil yang aku injak dan sakit dikakiku terasa, merah dan berbekas. Aku butuh kamu, ombak. Agar aku bisa selaras dengan deburanmu. Manusia manapun selalu rindu padamu. sekalipun kau datang tiba-tiba dan kami histeria.

Suatu saat, ingin berjalan dihutan yang rindang. Cukup mendengar langkah kaki sendiri diatas deritan jembatan kayu yang hampir tua dan usang. Menguji kepekaan akan suara aneh yang ka keluarkan hutan. Tenangmu tidak mengabaikan deritan jembatan kayu, tenangmu merangkum suara binatang apapun didalamnya, tenangmu merendam kebuasan yang ada didalammu, tenangmu membuat kami, manusia datang untuk mencatat keindahan rupawanmu.

Suatu saat ...
Berdiri diribuan tetes air, yang sering manusia sebut dengan hujan.
Kering itu terobati ..
Basah itu membantu menghilangkan jejak.

Bedamu, hujan. 
Dengan ombak, jejakku dipasir, hilang saat itu.
Denganmu hutan, jejakku jadi saksi deritan dan rahasia pesonamu
Sedangkan kamu, hujan..
Kamu tiada, semua rindu. Kamu ada dicela, ntah apapun alasannya.
Manusia baik, akan berdoa yang banyak saat kau datang, hujan.

"Tidak pernah memilih berbicara padaku, hujan?"
 ....

"Kamu tekadang hutan dan isinya, terkadang ombak dan pasirnya, tapi kamu memang hujan dan tetesannya. Semua milikmu, hingga aku memilih tidak berbicara padamu."

Sederhana, tapi kamu tidak sesederhana khayalanmu.

Kapan-kapan, luangkan waktumu untuk kami ..
Kau boleh merampokku, mengoyak atau apalah yang kau inginkan..
Kita adalah rahasia.

Suatu saat, 
Kamu akan kuiringi dalam dzrkir tetesanku. Hutan menaungi mu dalam tenang dan suara ombak menjadi alunan tidurmu yang beralaskan pasir putihku. Kamu akan berdekatan dengan semuanya. Kamu akan nyaman, aman dan senang ...






Postingan Populer