Ajaib atau Keajaiban, Beruntung atau Keberuntungan .. ?

Apa yang aku pikirkan tentang keajaiban?

Berjalan bersama waktu ini. apa aku masih lebih berpikir untuk berharap keajaiban atau apa yang telah terjadi adalah sesuatu yang ajaib.

Bernostalgia dalam rentang waktu sampai dengan sekarang, semestinya keajaiban-keajaiban yang bermunculan aku hitung  atau aku lebih sering menikmatinya sebagai sesuatu yang ajaib saja.

Terasa menendang ketika itu terjadi, tapi bukan hanya tidak bisa dilupakan tapi sudah begitu lekat sesuatu-sesuatu yang ajaib itu.

Bukannya sesuatu yang ajaib itu berharap ada, hadir dan datang tiba-tiba?



Rupanya aku salah dan benar-benar salah.

Ajaib dan keajaiban adalah sesuatu yang sering didapatkan semua manusia tidak hanya aku. Bukannya keajaiban adalah sesuatu yang diberi Allah? Bisa karena berkali-kali diberi, atau diberi pada saat benar-benar membutuhkan, diberi pada saat tidak terduga, diberi pada saat diujung asa, tapi apa mungkin yang benar karena sampai detik ini selalu diberi dengan sesuai dan pas disaat yang tepat pada porsi keinginan dan kebutuhan yang baik. 

Aaah, ajaib dan keajaiban itu meminta kembali untuk mensyukuri dan bersyukur atas pemberianNya yang tidak pernah berhenti, sekalipun lupa untuk meminta, tidak ada dalam daftar permintaan, bahkan mungkin tidak terpikirkan untuk meminta.

Begitu pula halnya pada beruntung atau keberuntungan yang aku dapatkan.

Seberapa beruntungnya aku?
Dan keberuntungan apa yang sudah, sedang dan akan menghampiriku?

Aku pikir lebih kurang sama dengan ajaib dan keajaiban. Keajaiban itu datang maka aku akan dikatakan beruntung dan memperoleh keberuntungan. 

Jika pun keajaiban itu tidak datang, aku tetap beruntung dan dilimpahi keberuntungan. Karena bahasa yang enak bahwa apa yang aku terima, aku dapatkan adalah apakah keajaiban dan keberuntungan itu tercatat baik, benar dan bernilai dimata dan hatiNya.

Jika tidak, mungkin tidak ingin keajaiban dan keberuntungan itu disebutkan. 

Hanya saja, sampai dengan sekarang tolak ukur bahagia, pas, sesuai dengan yang diinginkan itu selalu terkenal dengan sebutan ajaib, keajaiban, beruntung dan keberuntungan.

Bagaimana dengan manusia yang disudut hati dan kehidupannya masih tidak merasakan keajaiban dan keberuntungan itu sendiri. Aku tidak mungkin membela diri dan memproklamirkan.

Sudut pandang manusia sudah cukup berbeda. 

Mendapat lebih, ada yang berpikir beruntung.
Mendapat lebih, ada yang berpikir ada hak yang lain dan harus dipenuhi.
Mendapat lebih, tingkat kehati-hatian lebih.

Bagaimana jika aku mengingingkan seperti ini?
Diberi pada sesuatu yang sesuai dan pas adalah bahagia
Diberi disaat yang tepat dan sesuai kebutuhan adalah ajaib
Diberi lebih, bersiap berbagi, ada hak yang lain di lebihnya
Diberi sesuatu ...

Semoga bukan karena keinginan yang dipenuhi hawa nafsu

*masihsajasesederhanakesanpertama* 


Postingan Populer