Menyerah? Jangan Lagi ...


Tumben ..... ga biasanya untuk mengatakan menyerah. Siapa yang hendak disalahkan juga ga tau ... jawaban yang disediakan cuma dua ... referensi cuma segitu-gitunya.

Pengen bilang, hidup ini memang diawasi. Tidak hanya denganNya . Lainnya apa? ga tau juga. (sedang tidak ingin memikirkan titik).

Pengen bilang hiks ... hwahaha ... (menulisnya sambil mentertawakan diri sendiri dengan tawa galau yang cekakan). Pengen bilang, sudah jauuuuh, kenapa jadi rumit yaaaa, pengen bilang apa ya ... (pengen nulis pesan-pesan konyol atau pesan sok berat, sok rumit, atau cuma modal so'-so'an).

Beberapa waktu pernah baca, dari kata bertahan. Jadi ingin diplesetkan, bertahan itu bukan sekedar sabar tapi hadapi dengan habis-habisan ... Hwaaa, keluar deeeh melankolisnya. (benar-benar rasa rujak serut)




Kesannya jadi lari-lari, jadi ingin berlibur lagiiiiiii, jadi ingin mengambil libur keluar kota ini. Buang sedih, buang kangen, buang rindu dengan berlibur. Apapun yang terjadi, jangan menangis dikota sendiri ... (keinginan yang sangat aneh, udah gitu masih empat - enam bulan lagi).

Tak usah diselesaikan tulisan ini, semakin kacau melihatnya, apalagi sekotak AMAZY sudah meminta untuk di rasakan kenikmatannya. (benar-benar penyelamat untuk tidak melanjutkan tulisan ini)





Sebelumnya, jadi tulus mengatakan (wek...wek), boleh memiliki mimpi masing-masing untuk dicapai, bertemu kembali adalah sesuatu yang menakjubkan, rasanya seperti berteduh dari hujan. Sekarang dan sampai nanti, kerjakan semampumu sampai titik terakhir dan apa yang dihadapanmu, catat keinginan, suatu saat bertemu akan seperti berteduh dari hujan ... :)


*Amazy yummy ...*


Postingan Populer