Teduh


Bagaimana ya rasanya ?

Bagaimana rasanya nyaman dan teduh, walau sekedar mendengar kisahnya.

Keduanya sedang dirasakan saat ini. Yang sedang terdeskripsikan adalah rasa teduh dan nyaman. Hanya berawal dari detik yang lalu, saya membaca isi wall saudara saja. Boleh dikatakan, tidak update status, tidak pernah menceritakan apa yang sedang dialami, tapi ketika menelepon dan menceritakan segala hal begitu rinci dan menanyakan banyak hal. Dan Miladnya yang mengingatkan saya tentangnya.

Begitu banyak ucapan Milad yang hadir di wall nya, tapi yaa, .... sudah saya pahami, amanahnya lebih banyak diluar sana dibandingkan dengan harus membalas ucapan-ucapan atau berkomentar tentang keadaan friends nya. saya pun tidak pernah mengkhawatirkannya. Silaturahim kami adalah menanyakan kabar, bagaimana kabar kemenangan, kondisi disana ...

Sosoknya sudah saya kenal selama 13 tahun. Kurang lebih sama usianya dengan usia komitmen kami saat itu. Berpisah bukan sebuah catatan kesedihan buat kami. Ketika bertemu, disaat-saat yang sangat tertentu, ingin rasanya menceritakan banyak hal. Tapi seperti itulah adanya, hanya sesekali tersenyum dan bercerita.

Ingin rasanya, ketika waktu yang lama lewat diisi dengan membagi cerita, tapi itulah adanya, saya duduk dibelakangnya, dan sesekali kami mengobrol memberi tanggapan tentang banyak hal yang disampaikan saat itu. Konsentrasinya justru pada pentingnya acara yang kami ikuti. Itupun sudah 5-6 tahun yang lalu.

Sebelum kembali ke tempat kami beraktivitas, beliau mengatakan, " ..., ingin ngobrol dan bercerita banyak denganmu, tapi kita tidak punya waktu banyak. Tapi, tidak apa, kita pasti akan bertemu. ..."
Merindukan keteduhan dan kenyamanan yang pernah kami alami ... saat ini mungkin cukup itu, tapi detik berikutnya ... entahlah, ada rencana Allah yang begitu menjanjikan.

)special note for AW(

Postingan Populer