Merindukan Mereka

Tiga puluh menit sebelum pukul 12 siang ini, Rabu, 9 Februari 2011. Hp keluaran zaman dulu, menyapa diri yang sedang duduk behadapan dengan lemari kaca berisi buku-buku pengantar pendidikan, barisan laporan kegiatan, beberapa piala dan deretan cinderamata dari berbagai sekolah. Dan pastinya sedang berada didepan tumpukan kertas yang harus diperbaiki ulang.

Pembicaraan belum selesai dengan beberapa orang yang sedang ada diruanganku. Ruangan ini terasa semakin tidak dingin walau ditambah dengan hembusan udara AC yang mendukungnya, hanya karena pembicaraan kami. yang menimbulkan panas itu. Belum 2 hari aku kembali ke aktivitas biasa, tapi sudah memiliki rasa asing dan ingin berpindah saja dari letak sebenarnya. Ditambah lagi, kondisi siang ini, dengan sapaan sang ibu, ....

'"Assalamu'alaykum, Amah?"

"Wa'alaykumsalam. Mbaaaaa, pa kabar?"

"Coba dengar, suara si kakak nyanyi tuh. Kapan kemari? Tak ada kabar, surat perhelatan terbesar pun sudah banyak yang menunggu.

"Mbaaa, pinternya si kakak bernyanyi. Libur atau ....? Iya ya, saya lupa. Gimana ya, ntarlah dikabar kabari lagi. Baru kemarin sampai dirumah."

"Baru pulang sekolah si Kakak. Anti itu selalu begitu. Gimana kalau pindah saja, tapi kemarin ditawarin pindah juga belum mau gitu."

"Hwaaaa, serunya. Kangen sama si Kakak. Iya juga nih. tapi akhir-akhir ini kepikiran untuk berniat pindah, Walau belum tahu kemana. Ingin berpindah saja, Mba."

"Azzamnya kurang kuat untuk meninggalkan sih. Tapi, sduahlah, kami menagih nih. Mainlah kemari."

"Heheheh, Mba. Baiklah. atau saya berpindah ke wilayah atas saja mba. Biar seru, nambah-nambah orang untuk menemani Mba La disana .... :)."

"Bolehlah, pelebaran sayap yang baik. Sudah dulu ya Amah, kurcaci-kurcaci sudah mulai berpindah nih."

"Iya, salam untuk anak-anak."

......

Hiks, kangen. Jadi benar-benar sangat merindukan mereka. Sudah berapa banyak tulisan menceritakan tentang mereka. Sahabat-sahabat pertama ketika sama-sama memaknai cintaMu. Mulai dari berpanas-panasan datang ke lingkaran kajian rutin pekanan, diskusi sambil jalan menuju masjid kampus, makan bareng di kantin yang kadang-kadang dengan sikap malu-malu lapar, atau lebih suka duduk didalam Musholla kampus yang benar-benar apa adanya.

Aaah, rasa kangen itu tetap mejadi milik kami. Jarak kami sangat berjauhan, tapi hati kami tetap diikat pada cinta yang senantiasa berusaha mencintaiMu untuk tidak berpisah dan berubah sedetikpun. Cerita-cerita berbeda, tawa nya tetap sama. Sedih senang jadi sinaran cerita dari mereka yang tak pernah dilupa.

Apalagi yang harus dan mungkin akan menjadi sering diceritakan, karena hati sedang sangat merindukan mereka. Walau hanya sekedar duduk melingkar sesaat mendengarkan tilawah terulang seperti dulu. Bergantian bercerita diantara tawa, sedih dan egoisnya hati ini, atau kenangan tercetak pada foto bersama didekat pohon bambu disamping perpustakaan universitas.

Yang ada saat ini dan selalu seperti ini. Kangan, kangen berlebih pada mereka.


....


)ra.laside(






Postingan Populer